Mungkin terkesan sedikit menyeramkan, judul ini terinspirasi dari pemikiran saya tentang salah satu fenomena kehidupan yang sedang kita jalani ini. Bahwa suka ataupun tidak, disadari ataupun tidak, kita sesungguhnya senantiasa berada dalam lingkaran kompetisi dan bahkan juga peperangan dalam berbagai bentuk wajah. Perlombaan dan peperangan itu sepertinya adalah sebuah kemestian kehidupan yang akan selalu ada di setiap langkah kehidupan kita. Perlombaan itu bahkan telah dimulai sejak kita belum terlahir menjadi bayi. Yaitu ketika jutaan sel sperma yang dipancarkan ayah kita harus berperang dan berlomba, berlarian melintasi rongga rahim dan kemudian bertempur untuk menjadi satu sel sperma saja yang nanti akan membuahi sel telur ibu kita. Atas takdir Yang Maha Kuasa, hanya satu dari jutaan calon embrio itu yang benar-benar menjadi makhluk. Sementara jutaan lainnya harus tersingkir dan kemudian lenyap bersama perjalanan waktu. Ketika kita tumbuh dan berkembang menjadi seseorang, persaingan dan pelombaan itu juga senantiasa hadir dalam kehidupan kita.
Ada banyak sekali cuplikan kehidupan kita yang berisi fakta bahwa hidup yang kita jalani sekarang sesungguhnya adalah hasil dari berbagai macam bentuk perlombaan yang dulu kita jalani. Dulu ketika kita masih kecil, kita mungkin bersaing berebut mainan dan makanan dengan saudara kita, kita berusaha keras untuk menjadi yang tercepat saat berenang dengan teman-teman sepermainan kita. Saat kita sekolah, kita barangkali juga berjuang menjadi yang terbaik di kelas kita. Dan saat kita dewasa, kita meneruskan perlombaan itu dengan alasan dan tujuan sesuai kebutuhan kita sebagai orang dewasa. Mungkin ada orang dewasa yang berlomba memperebutkan wanitai daman, atau bersaing memperoleh pekerjaan, berebut tahta kekuasaan, memperbanyak harta, atau bahkan berlomba memperbanyak anak. Sebagian yang lain mungkin terlibat dalam perlombaan memperbanyak ilmu dan amal.
Apapun motivasi kompetisi yang sedang kita jalani, satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa kompetisi itu bisa benar-benar berubah menjadi peperangan yang sebenarnya. Sebuah peperangan yang mungkin saja bisa berdarah-darah dan meninggalkan duka nestapa. Dan dalam setiap peperangan tentu akan selalu ada pihak yang menang dan kalah. Akan selalu ada pihak yang memperoleh keberhasilannya di atas kekalahan dan kegagalan pihak lainnya. Walau faktanya tidak semua orang bisa menjadi pemenang, hampir semua kita tentu berharap bisa menjadi pemenang itu dan tidak pernah kita berencana untuk menjadi kelompok pecundang. Pilihannya adalah menang atau kalah, membunuh atau terbunuh. Sebuah pilihan yang tidak mudah. Tetapi begitulah fakta kehidupan. Disadari ataupun tidak. Tahukah anda bahwa setiap hari akan selalu ada seekor singa yang berlari lebih cepat agar dia bisa memangsa seekor rusa untuk dapat bertahan hidup dan menghindari kelaparan. Pada saat yang sama, setiap hari juga ada seekor rusa yang berusaha berlari lebih cepat lagi, agar dia tidak dimangsa singa itu. Dan situasi seperti ini sesungguhnya juga berlaku bagi anda yang berjuang untuk beramal sholeh dan menyebar kebaikan di muka bumi ini, karena setiap saat setan laknatullah tidak pernah rela akan niat baik anda. Bahkan setan sudah sejak lama mengumumkan perang kepada anda yang berniat berbuat baik. Maka pilihannya, anda yang membunuh setan atau justru setan yang membunuh anda.